BANDUNG - Berbagai kesenian tradisional yang memiliki
nilai-nilai leluhur akan disajikan dalam Pinton Ajen
Karancagean-Festival Budaya Masyarakat Adat Tatar Sunda.
Festival Budaya Masyarakat Adat Tatar Sunda digagas Dewan Musyawarah Kasepuhan Masyarakat Adat Sunda (DMKMAS) atau yang dikenal Baresan Olot Tatar Sunda (BOTS). Festival ini akan dihelat selama dua pekan, mulai Senin 28 Mei hingga Jumat 2 Juni 2012 di Alam Santosa, Pasir Impun Atas, Desa Cikadut, Kabupaten Bandung.
Sekjen BOTS Eka Santosa mengatakan, acara tersebut menghadirkan lebih dari 10 kesenian daerah, seperti dog dog lojor, tari buyung, laes, jipeng, tarawangsa, gemyung, beluk, dan kesenian lainnya.
"Acara ini bertujuan mempromosikan dan mengenalkan berbagai potensi serta keragaman seni budaya yang ada di setiap masyarakat adat," terang Eka, di Bandung, baru-baru ini.
Dia menambahkan, acara juga dilatarbelakangi peringatan milangkala BOTS ke-2, Hari Kebangkitan Nasional, Hari Kesaktian Pancasila, dan Ulang tahun Kodam III Siliwangi.
“Kami mencoba mengenalkan lebih jauh eksistensi dari masyarakat adat di Tatar Sunda,” ujarnya.
Acara sendiri digelar di area konservasi alam dan budaya seluas empat hektare. Konsep acaranya seakan mengajak pengunjung ke masa lalu. Selain itu, disajikan pula suasana kegotongroyongan masyarakat adat mulai dari adanya ubrug (dapur umum), balandongan, ragam hias tradisional.
Acara tersebut juga akan menghadirkan aneka kaulinan lembur, produk kuliner zaman dulu yang nonartifisial, jejeran tenda (saung) bambu beratap tepus, dan jurai berkonstruksi badak heuay atau tagog anjing yang dibangun tanpa paku.
Festival Budaya Masyarakat Adat Tatar Sunda digagas Dewan Musyawarah Kasepuhan Masyarakat Adat Sunda (DMKMAS) atau yang dikenal Baresan Olot Tatar Sunda (BOTS). Festival ini akan dihelat selama dua pekan, mulai Senin 28 Mei hingga Jumat 2 Juni 2012 di Alam Santosa, Pasir Impun Atas, Desa Cikadut, Kabupaten Bandung.
Sekjen BOTS Eka Santosa mengatakan, acara tersebut menghadirkan lebih dari 10 kesenian daerah, seperti dog dog lojor, tari buyung, laes, jipeng, tarawangsa, gemyung, beluk, dan kesenian lainnya.
"Acara ini bertujuan mempromosikan dan mengenalkan berbagai potensi serta keragaman seni budaya yang ada di setiap masyarakat adat," terang Eka, di Bandung, baru-baru ini.
Dia menambahkan, acara juga dilatarbelakangi peringatan milangkala BOTS ke-2, Hari Kebangkitan Nasional, Hari Kesaktian Pancasila, dan Ulang tahun Kodam III Siliwangi.
“Kami mencoba mengenalkan lebih jauh eksistensi dari masyarakat adat di Tatar Sunda,” ujarnya.
Acara sendiri digelar di area konservasi alam dan budaya seluas empat hektare. Konsep acaranya seakan mengajak pengunjung ke masa lalu. Selain itu, disajikan pula suasana kegotongroyongan masyarakat adat mulai dari adanya ubrug (dapur umum), balandongan, ragam hias tradisional.
Acara tersebut juga akan menghadirkan aneka kaulinan lembur, produk kuliner zaman dulu yang nonartifisial, jejeran tenda (saung) bambu beratap tepus, dan jurai berkonstruksi badak heuay atau tagog anjing yang dibangun tanpa paku.
(http://travel.okezone.com/read/2012/05/24/407/634633/mari-jelajah-festival-budaya-adat-tatar-sunda)