Rajah-Karinding mulai dikenal di Karawang
ADS Radio - Karawang (12-11) – Ada yang unik dalam perayaan peringatan hari Pahlawan 10 November yang digelar di ADS Radio. Pada kesempatan tersebut hadir Komunitas Tradisi Sunda Rajah-Karinding kab Karawang. Dalam aksi pementasanya Kang Cucu sempat menampilkan seni Rajah-Karinding bersama ke 4 (empat) rekanya diatas panggung.
Menurut Kang Cucu, karinding merupakan alat yang terbuat dari potongan kecil bambu yang berukuran: panjang 10 cm dan lebar 2 cm. Namun ukuran ini tak berlaku mutlak, tergantung selera dari pengguna dan pembuatnya yang mampu mengeluarkan bunyi saat ditiup dan bersamaan di tepuk-tepukan oleh ujung jari. Karinding memiliki tiga bagian yaitu bagian jarum tempat keluarnya nada yang disebut cecet ucing (buntut kucing), lalu pembatas jarum, dan bagian ujung yang disebut panenggeul (pemukul). Panenggeul jika dipukul oleh jari tangan akan berfungsi untuk menggerakan jarum dan keluarlah bunyi khas dari karinding.
Karinding pernah digunakan oleh para petani Karawang jaman dahulu kala untuk mengusir hama di sawah atau di ladang, karena mengeluarkan bunyi tertentu, bunyinya yang rendah “low decible” sangat merusak konsentrasi hama. Namun tradisi tersebut sudah tidak lagi dipakai oleh para petani saat ini, “dahulu menurut kakek saya petani karawang banyak yang menggunakan alat karinding untuk mengusir semua hama pengganggu padi di sawah atau tanaman palawija”, ungkapnya.
Ia menambahkan, secara arti bahasa karinding berasal dari kata “ka” berarti sumber dan “rinding” yaitu suara, jadi karinding berarti sumber suara. Dan karindingpun oleh para karuhun selain untuk kepentingan bercocok tanam, digunakan pula untuk ritual atau upacara adat. Maka tak heran jika sekarang pun karinding masih digunakan sebagai pengiring pembacaan rajah. “seperti saat ini yang kita tampilkan di ADS Radio kita kolaborasikan karinding dengan rajah, namun rajah atau syair yang kita tampilkan lebih kepada pesan moral kepada pemerintah dan sosial kepada masyarakat, mengingat Kab Karawang saat ini sudah berubah, apalagi lingkungan yang asri sudah jarang ditemukan lagi dikarenakan banyaknya limbah industri yang sudah merusak lingkungan, selain itu kita kenalkan kepada khalayak agar karinding tetap terjaga kelestarianya jangan sampai punah”, pukasnya.
Karinding adalah alat musik tradisional suku Sunda. Karinding ini berasal dari beberapa tempat di Jawa Barat seperti dari Citamiang, Pasir Mukti, Tasikmalaya, Malangbong-Garut dan Cikalong Kulon-Cianjur. Di daerah tersebut biasanya alat musik tradisional karinding dibuat dari pelepah kawung (pohon aren) sedangkan dibeberapa tempat seperti di Limbangan dan Cililin, kebanyakan alat musik karinding dibuat dari bambu.
Dan ternyata karinding pun diperkirakan telah ada sejak enam abad yang lampau bukan hanya ada di Jawa Barat, melainkan dimiliki berbagai suku atau daerah di tanah air. Di Bali bernama genggong, Jawa Tengah menamainya rinding, karimbi di Kalimantan. Di kalangan para pemuda tatar sunda, karinding populer sebagai alat musik pergaulan. Di Banten, karinding dimainkan sebagai alat musik permainan anak-anak. (dji)