Jakarta (Adsradio.com) - Kasus kebocoran 50 juta data pengguna Facebook yang mengemuka pekan lalu sempat menjadi sorotan media di penjuru dunia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika pun beberapa waktu lalu sempat menghubungi Facebook Indonesia untuk memastikan apakah ada data dari pengguna Indonesia yang jadi korban.
Meski mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pengecekan, sampai saat ini belum ada pernyataan resmi terkait dugaan 50 juta pengguna yang dimanfaatkan Cambridge Analytica itu ada yang berasal dari Indonesia atau tidak.
Namun, sayangnya tak ada satupun jawaban yang diberikan lantaran pihak Facebook memilih untuk segera hengkang seusai konferensi pers berakhir.
"Maaf, saya buru-buru. Harus meeting di tempat lain," ujarnya sambil ngeloyor.
Seperti diketahui, Cambridge Analytica adalah perusahaan yang menjalankan pengolahan data untuk kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2016.
Belakangan, melalui informasi dari whistleblower bernama Christopher Wylie yang merupakan mantan pegawainya, terkuak kalau perusahaan itu diduga melakukan kecurangan.
Dia mengatakan, data jutaan pengguna Facebook dikoleksi melalui aplikasi This Is Your Digital Life buatan akademisi Cambridge University bernama Alexander Kogan.
Melalui perusahaannya bernama Global Science Research yang berkolaborasi dengan Cambridge Analytica, pada awalnya ratusan ribu user dibayar untuk melakukan tes kepribadian di Facebook dan setuju data mereka dikumpulkan untuk kepentingan akademis.
Namun aplikasi itu ternyata juga mengangkut data teman-teman Facebook peserta tes, sehingga akumulasinya mencapai puluhan juta data. Celakanya, tujuannya bukan lagi untuk akademis, melainkan untuk dibuat profil pengguna sehingga bisa diberi iklan politik yang tepat.
Persoalan ini berdampak pada risaunya para tokoh teknologi sampai aksi penghapusan akun Facebook. Misalnya, CEO Apple Tim Cook yang mengungkapkan peristiwa ini perlu menjadi pelecut untuk menggaungkan pentingnya regulasi data pribadi pengguna platform online.
Sementara itu, skandal kebocoran 50 juta pengguna Facebook ini berbuntut panjang. Pendiri WhatsApp Brian Action pun mengkampanyekan agar menghapus akun Facebook. Aksi tersebut diikuti oleh CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk yang men-delete akun resmi kedua perusahannya itu di media sosial terpopuler sejagat ini.
Sumber : inet.detik.com
Komentar0