Ilustrasi seismograf yang mendeteksi gempa. (AFP Photo/Frederick Florin) |
Kepala bidang Mitigasi Gempa
Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (), Daryono menyatakan rentetan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan
merupakan hal normal. Indonesia berada di berada pada jalur cincin api (ring of fire).
Daryono menuturkan Indonesia berada di jalur gempa dunia dan
berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yang bergerak satu sama lain.
Kondisi itu membuat Indonesia memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi.
Sehingga, kata dia, gempa
belakangan ini terjadi pada wilayah yang lemah dan sudah mengalami akumulasi
medan tegangan stres akibat interaksi antar lempeng tektonik yang bekerja satu
sama lainnya.
"Hasil monitoring BMKG
menunjukkan sejak awal Januari sudah ditandai aktivitas kegempaan yang tinggi.
Wilayah Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan aktivitas gempa yang
guncangaannya dirasakan oleh masyarakat," ujar Daryono.
Hanya tanggal 10 dan 17 saja, kata Daryono, tidak terjadi gempa yang
dirasakan masyarakat. Bahkan pada 14 Januari 2021 dalam sehari di wilayah
Indonesia terjadi gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat sebanyak 8
kali.
"Tentu saja hal ini tidak lazim, karena dalam 21 hari saja sudah
terjadi aktivitas gempa dirasakan sebanyak dari 54 kali. Jika kita menengok
data jumlah aktivitas gempa dirasakan bulan Januari 2020 tahun lalu, tercatat
sebanyak 54 kali dalam sebulan," ujarnya.
"Untuk saat ini, baru 21 hari saja jumlah terjadi gempa dirasakan
setara dengan jumlah gempa dirasakan selama sebulan pada Januari 2020,"
ujar Daryono.
Komentar0